Madasnusantaranews.com. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada hari Kamis menyetujui vaksin COVID-19 terbaru yang dibuat oleh Pfizer dan Moderna yang menargetkan varian penyakit terkini, tepat waktu untuk kampanye vaksinasi musim gugur.
Suntikan terbaru tersebut menargetkan varian KP.2 yang beredar awal tahun ini. Vaksin tersebut diharapkan tersedia di seluruh negeri dalam beberapa hari mendatang, kata perusahaan tersebut.
Regulator kesehatan telah meminta produsen vaksin pada bulan Juni untuk menargetkan varian tersebut, jika memungkinkan.
Vaksin terbaru dirancang untuk lebih menargetkan varian yang beredar saat ini dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap gejala penyakit yang parah. Suntikan lama menargetkan varian yang tidak lagi beredar.
“Vaksinasi terus menjadi landasan pencegahan COVID-19,” kata Peter Marks, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA.
KP.2 tidak lagi dominan tetapi masih terkait dengan varian lain yang saat ini beredar di Amerika Serikat. Regulator kesehatan berharap dapat melindungi dari varian yang beredar dengan menargetkan bentuk yang terkait erat seperti KP.2.
FDA menyetujui penggunaan vaksin Moderna, yang diberi merek Spikevax, dan Comirnaty, yang dikembangkan bersama oleh Pfizer dan BioNTech, baik untuk anak-anak berusia enam bulan ke atas, maupun orang dewasa.
Vaksin untuk anak-anak di bawah 12 tahun disetujui berdasarkan jalur otorisasi penggunaan darurat badan tersebut.
Regulator tidak menyetujui vaksin berbasis protein yang lebih tradisional yang dibuat oleh Novavax, yang dapat menawarkan alternatif bagi orang-orang yang skeptis terhadap vaksin mRNA yang dibuat oleh Moderna dan Pfizer.
Novavax mengatakan bahwa mereka bekerja “secara produktif” dengan FDA dan berharap mendapatkan otorisasi tepat waktu untuk musim puncak vaksinasi.
Perusahaan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah memproduksi vaksin terbaru tersebut untuk mengantisipasi otorisasi selama berbulan-bulan.
Vaksin Novavax dikembangkan dalam sel ngengat dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk diproduksi. Misalnya, pada tahun 2023, perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka membutuhkan waktu enam bulan untuk membawa pasokan vaksin yang cukup ke pasar.
Persetujuan ini diberikan saat jumlah pasien rawat inap dan kematian akibat COVID-19 meningkat selama tiga bulan terakhir di Amerika Serikat. Namun, permintaan vaksin telah menurun drastis sejak puncak pandemi.