Madasnusantaranews.com. Jalan petinju Aljazair Imane Khelif menuju medali emas di Olimpiade Paris diwarnai dengan spekulasi tentang jenis kelamin biologisnya. Meskipun tidak ada bukti bahwa Khelif bukan seorang wanita, kontroversi itu sekali lagi menimbulkan pertanyaan tentang gender dalam olahraga elit.
Petinju Italia Angela Carini, yang keluar dari pertandingan tinjunya dengan Khelif hanya 46 detik setelah pertarungan dan menolak untuk menjabat tangan lawan, kemudian menangis sambil mengatakan bahwa dia tidak pernah dipukul sekeras itu.
Rekaman dramatis itu menarik perhatian dunia, termasuk selebritas Elon Musk dan J. K. Rowling, yang dikenal karena retorika anti-trans mereka, yang berpendapat bahwa Khelif yang diduga laki-laki tidak cocok dalam olahraga wanita.
Jalan petinju Aljazair Imane Khelif menuju medali emas di Olimpiade Paris diwarnai dengan spekulasi tentang jenis kelamin biologisnya. Meskipun tidak ada bukti bahwa Khelif bukan seorang wanita, kontroversi itu sekali lagi menimbulkan pertanyaan tentang gender dalam olahraga elit.
Petinju Italia Angela Carini, yang mengundurkan diri dari pertandingan tinjunya dengan Khelif hanya 46 detik setelah pertarungan dimulai dan menolak menjabat tangan lawannya, kemudian menangis dan mengatakan bahwa dia tidak pernah dipukul sekeras itu.
Rekaman dramatis itu menarik perhatian dunia, termasuk selebritas Elon Musk dan J. K. Rowling, yang dikenal karena retorika anti-transgender mereka, yang berpendapat bahwa Khelif yang diduga berjenis kelamin laki-laki tidak cocok untuk olahraga wanita.
Kontroversi yang dengan cepat menjadi berita utama itu bermula dari Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang melarang Khelif dan petarung Taiwan Lin Yu-ting untuk bertarung di kejuaraan tahun lalu karena gagal memenuhi kriteria kelayakan gender. Para atlet tersebut mengikuti dua tes, yang hasilnya tidak pernah dipublikasikan, karena merupakan data pribadi yang dilindungi, kata IBA.
IBA saat ini tidak diakui oleh Komite Olimpiade Internasional sebagai federasi tinju internasional karena telah terlibat dalam berbagai skandal korupsi. Selain itu, presiden IBA, Umar Kremlev, memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia, yang telah menargetkan Olimpiade Paris dengan beberapa serangan misinformasi.
Rusia, yang saat ini dikenai sanksi Barat karena melancarkan invasi tak beralasan ke negara tetangga Ukraina, sering kali tampil sebagai pembela “nilai-nilai tradisional” yang bertentangan dengan Amerika Serikat dan Eropa, meskipun kejahatan Rusia terhadap perempuan dan anak-anak telah terdokumentasi dengan baik.